Sekolah Bebas Asap Rokok: Beneran Steril atau Sekadar Slogan?

0

 



Belakangan ini, akun Instagram Edu Media Creative (EMC) mendapat pesan langsung dari sebuah akun anonim bernama @ev4rythingu27_. Akun tersebut merespons postingan EMC tentang penyitaan barang makeup dan pod/rokok elektrik di sekolah, serta kampanye “sekolah bebas asap”.


Isi Pesan DM yang Masuk

Dalam pesannya, akun anonim ini menyinggung soal guru yang masih merokok di lingkungan sekolah. Ia mempertanyakan,

“Kalau guru aja masih merokok di sekolah, gimana bisa disebut sekolah bebas asap?”

Bahkan, akun tersebut juga sempat menyebut kalau postingan EMC bisa dianggap “menjelekkan sekolah sendiri”. Dari nada pesannya, terlihat jelas ada rasa kecewa sekaligus sindiran tajam terhadap konten yang dibuat.


EMC kemudian merespons dengan menjelaskan bahwa tujuan postingan itu bukan untuk menjatuhkan sekolah, tapi sebagai bentuk edukasi agar siswa paham tentang aturan yang berlaku. Namun, percakapan di DM tersebut berjalan cukup panjang dan sempat memanas karena si pengirim tetap ngotot dengan pendapatnya.


Sekolah Bebas Asap Rokok Itu Maksudnya Apa?

Nah, ini juga sering bikin bingung: apakah “sekolah bebas asap rokok” berarti sama sekali tidak ada orang yang boleh merokok, atau sekadar tidak ada siswa yang boleh merokok?


Jawabannya: sekolah bebas asap rokok berarti seluruh area sekolah harus steril dari aktivitas merokok, baik oleh siswa, guru, maupun tamu. Jadi, seharusnya tidak ada spot khusus merokok di dalam lingkungan sekolah. Kalau pun ada orang dewasa yang ingin merokok, tempatnya bukan di dalam sekolah, melainkan di luar area pagar sekolah.


Tujuan aturan ini jelas:

Melindungi siswa dari paparan asap rokok pasif.

Memberikan contoh yang baik, karena bagaimana pun guru dan tenaga pendidik adalah role model bagi siswa.

Menciptakan lingkungan sehat, biar fokus belajar nggak terganggu asap dan baunya.


Pelajaran yang Bisa Diambil

Dari kejadian ini, ada beberapa poin yang bisa kita tarik:

Kritik harus jelas dan sopan. Menyampaikan kritik dengan kalimat menyudutkan justru membuat pesan jadi sulit diterima.

Anonim memang aman, tapi kurang bijak. Kalau berani kritik, sebaiknya juga siap bertanggung jawab dengan identitas jelas.

EMC terbuka untuk menerima masukan. Kritik yang masuk bisa jadi bahan evaluasi, tapi tetap harus disampaikan dengan cara yang sehat.


Jadi, Gimana Cara Kritik yang Baik?

  • Gunakan bahasa yang sopan dan membangun.

  • Sertakan fakta, bukan sekadar tuduhan.

  • Pilih jalur yang tepat, bisa lewat forum resmi atau dialog langsung.

  • Jangan takut menyebutkan identitas, karena kritik bukan kejahatan.


Kesimpulannya

Kritik itu sangat penting untuk perbaikan, tapi jangan sampai jadi sekadar pelampiasan emosi. Kritik yang benar itu seperti obat: mungkin pahit, tapi menyehatkan kalau diminum dengan cara yang tepat.


Sekolah bebas asap rokok pun bukan sekadar slogan. Ia harus menjadi komitmen bersama, mulai dari siswa, guru, hingga seluruh warga sekolah. Kalau semua bisa menjaga, maka lingkungan sekolah benar-benar jadi tempat yang sehat, aman, dan nyaman untuk belajar.

Tags

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default