Penunggu WC Dibelakang Gedung B

1

 


Aku nggak pernah percaya cerita hantu sekolah. Sampai sore itu.


Hari itu, pelajaran tambahan selesai agak malam. Sekolah sudah sepi, hanya terdengar suara jangkrik dari taman belakang. Aku buru-buru berkemas karena perut terasa mual—aku butuh ke toilet. Tapi semua WC di gedung utama sudah dikunci.


Satu-satunya yang masih terbuka adalah WC belakang gedung B, di dekat lapangan yang sudah ditumbuhi rumput liar. Katanya, di sanalah dulu seorang siswa ditemukan gantung diri tiga tahun lalu. Tapi aku tak terlalu peduli. Aku cuma butuh tempat buang air.


Begitu masuk ke area belakang gedung B, udara terasa lebih dingin.
Bau lembap dan tanah basah menyengat hidung.
Pintu WC itu berderit saat kubuka—kreek…


Di dalam, hanya ada tiga bilik. Lampunya redup, berkedip pelan seperti mau mati. Lantai basah, tapi anehnya, tak terdengar suara air dari mana pun. Aku masuk ke bilik paling ujung—kloset terakhir.


Saat sedang di dalam, aku mendengar sesuatu.
Suara langkah kaki menyeret di lantai luar.
Srrrtt… srrrtt… srrrtt…
Seperti seseorang tanpa alas kaki sedang berjalan perlahan.


Aku menahan napas.“Masih ada orang?” tanyaku pelan. Tak ada jawaban.


Tapi tiba-tiba… ada ketukan pelan di pintu bilikku. Tiga kali. Tok… tok… tok…

Aku diam. Lalu terdengar lagi, lebih keras. TOK… TOK… TOK!

Aku panik. Kubuka pintu perlahan tak ada siapa pun. Hanya bilik sebelah yang pintunya tertutup.

Kupikir mungkin penjaga sekolah. Aku menunduk, mencoba melihat bawah pintu bilik itu. Tapi yang kulihat bukan kaki.


Melainkan ujung tali yang menjuntai ke bawah… perlahan bergerak, seperti sedang berayun.

Aku mundur pelan, tapi lampu tiba-tiba padam.
Gelap total.
Dan dari dalam bilik itu terdengar suara napas berat, seperti seseorang menggantung dan berusaha berbicara,

“Jangan… duduk… di tempatku…”

Seketika aku lari keluar, menabrak pintu WC sampai hampir terjatuh di tanah. Dari luar, aku menoleh sekali—lampu WC menyala lagi dengan sendirinya, dan di jendela atasnya kulihat bayangan seseorang tergantung, tubuhnya berayun pelan.


Sejak malam itu, aku nggak pernah berani ke WC belakang gedung B lagi.
Tapi yang paling aneh, besoknya aku mendengar kabar dari teman piket kebersihan. Katanya, mereka menemukan bekas tali tambang tergantung di bilik terakhir—yang persis sama dengan tempat dulu siswa itu bunuh diri.


Dan yang membuatku merinding sampai sekarang…
Di dinding bilik itu ada tulisan baru, seolah digores dengan kuku:

“Kamu duduk di tempatku.”

Posting Komentar

1 Komentar

Posting Komentar
3/related/default