Sekolah seharusnya jadi tempat belajar, bukan tempat sparring. Tapi di salah satu kelas, suasananya mendadak berubah jadi kayak adegan film laga, minus efek slow motion dan background music dramatis.
Korban dalam kejadian ini adalah Gilbert, siswa kelas 10 TKJ 2. Gilbert gak ngapa-ngapain, cuma niat baik ngingetin temannya biar gak ribut waktu lewat depan aula.
Maklum, di aula lagi ada acara pertemuan orang tua. Tapi niat baik kadang memang gak selalu berujung baik.
Temannya, yang lagi on fire entah karena apa, malah ngerasa ditegur itu bentuk “sok-sokan”.
Dan tanpa babibu, mendaratlah pukulan ke wajah Gilbert.
Refleks? Mungkin. Salah? Jelas banget.
Kekerasan Gak Harus Dibalas Kekerasan
Yang bikin salut, Gilbert gak membalas. Bukan karena takut, tapi karena dia punya prinsip: “kekerasan gak harus dibalas kekerasan.”
Kalimat yang seharusnya bisa ditempel di setiap dinding sekolah, biar semua orang ingat kalau jadi kuat itu bukan berarti bisa mukul, tapi bisa nahan diri.
Kejadian ini langsung ditangani guru BK dan kepala jurusan. Orang tua dipanggil, pelaku diinterogasi, dan Gilbert sempat dibawa ke rumah sakit buat diperiksa.
Hasil penyelidikan menunjukkan kalau pelaku emang lagi memendam emosi dari rumah — dan sayangnya, Gilbert yang kena imbasnya.
Tapi kayak kata Pak Nobel, kepala jurusan TKJ:
“Kita gak pernah tahu kondisi seseorang setiap hari, tapi pakai kekerasan itu tetap salah. Dalam kondisi apapun, kekerasan bukan solusi.”
Sekolah Itu Bukan Arena Tinju
Miris ya, padahal masalahnya cuma soal teguran. Dunia udah cukup keras, jangan ditambah keras juga di lingkungan sekolah. Kadang yang kita butuhin cuma sedikit kontrol emosi dan kesadaran diri. Karena satu pukulan bisa ngubah segalanya — dari hubungan pertemanan sampai masa depan.
Dan yang lebih parah, kalau orang tua korban gak terima, kasusnya bisa naik ke ranah hukum. Kita udah sering dengar berita tentang korban kekerasan di sekolah yang akhirnya berujung fatal.
Harusnya kejadian kayak gini bisa jadi cermin buat semua siswa.
Kalau kamu salah dan ditegur, ya jangan malah ngamuk.
Kadang orang yang ngingetin kamu itu bukan musuh, tapi satu-satunya orang yang masih peduli sama kamu.
Sekolah bukan tempat buat nyalurin emosi, tapi buat ngelatih diri jadi manusia yang bisa mikir sebelum bertindak.
Karena kalau semua masalah diselesaikan pakai tangan, ya sekolah nanti isinya bukan siswa — tapi petinju.