Kenapa Salaman Orang Dulu Harus Digoyang? Bukan Cuma Gaul, Tapi Penuh Makna!

0



Edu Buddies, pernah nggak sih kalian salaman sama Om, Tante, atau Opa-Oma, terus tangan kita digoyang-goyang sebentar? Atau, mungkin kalian lihat adegan di film-film jadul Indonesia, di mana jabat tangan selalu disertai goyangan yang lumayan heboh?

Nah, tradisi salaman goyang ini bukan sekadar gaya-gayaan lho, buddy! Ternyata, kebiasaan ini punya akar budaya dan makna yang dalam. Kita akan bedah kenapa orang zaman dulu effort banget goyang-goyang tangan saat bersalaman.

1. Menunjukkan Ketulusan dan Antusiasme

Di banyak budaya (terutama yang sangat menjunjung tinggi kekeluargaan), jabat tangan yang kaku dan cepat sering dianggap dingin atau kurang ramah.

  •   Jabat tangan yang digoyang-goyang justru berfungsi sebagai bahasa nonverbal untuk menunjukkan antusiasme dan keramahan yang luar biasa.
  •   Ini adalah cara untuk mengatakan: "Saya senang sekali bertemu dengan Anda dan saya menyambut Anda dengan tulus!"
  •  Gerakan ini seolah memperkuat koneksi yang terjalin saat bersalaman, menunjukkan bahwa interaksi tersebut berharga bagi kedua belah pihak.

2. Filosofi "Melebur" dan Menghilangkan Jarak

Di Indonesia, bersalaman bukan hanya formalitas, tapi juga ritual mempererat silaturahmi (terutama dalam budaya Islam).

  •   Gerakan Menggoyang: Gerakan ini secara simbolis diyakini dapat meleburkan atau menghilangkan segala bentuk prasangka, permusuhan, atau jarak yang ada di antara dua orang.
  •  Semakin lama digoyang (dalam batas kesopanan), semakin kuat gesture tersebut menunjukkan bahwa kedua orang tersebut sudah siap berinteraksi tanpa adanya barrier (halangan).

3. Aspek Kepercayaan Kuno: Mengusir Hal Negatif

Beberapa literatur budaya kuno mengaitkan gerakan pada tangan dengan upaya mengusir energi negatif.

  •   Meskipun tidak terdokumentasi secara resmi, ada kepercayaan turun-temurun bahwa gerakan menggoyang tangan berfungsi untuk "membersihkan" atau "menggoncang" hal-hal buruk yang mungkin melekat pada interaksi, sebelum kedua pihak memulai percakapan atau kerjasama.
  •   Ini adalah bagian dari etika kuno di mana kesucian niat sangat diutamakan dalam pertemuan.

4. Pengaruh Budaya Arab (Mushafahah)


Dalam budaya Timur Tengah, khususnya Islam, jabat tangan disebut Mushafahah. Meskipun tidak ada aturan baku yang mewajibkan gerakan menggoyang, tradisi Mushafahah sangat ditekankan sebagai sunah untuk mempererat ikatan persaudaraan.

  •  Budaya ini dibawa oleh orang-orang Yaman ke kota suci Mekkah-Madinah dan kemudian menyebar.
  •   Di Indonesia yang mayoritas beragama Islam, kebiasaan salaman ini diinterpretasikan dengan gesture yang lebih hangat dan berenergi, termasuk gerakan goyang.

Jabat Tangan Modern vs. Tradisional

  •  Jabat Tangan Modern (Global): Cenderung lebih singkat, mantap, dan fokus pada kekuatan genggaman (menunjukkan kepercayaan diri dan kesetaraan).
  •  Jabat Tangan Tradisional Indonesia: Lebih lembut, durasi lebih lama, dan sering disertai goyangan, serta sering diikuti menempelkan tangan ke dada (khususnya budaya Jawa) sebagai tanda hormat dan kerendahan hati.

Jadi, buddy, kalau lain kali kalian salaman dan tangan kalian digoyang-goyang, jangan buru-buru ditarik ya! Itu bukan kode untuk buru-buru, melainkan bahasa hormat dan kehangatan dari orang zaman dulu yang ingin menyambut kalian dengan setulus hati. Keren, kan?


Tags

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default