BONTANG – Ada suasana berbeda yang terasa setiap pukul 10 pagi di lingkungan SMKs Putra Bangsa. Tepat ketika jam dinding menunjukkan angka sepuluh, seluruh aktivitas berhenti sejenak. Siswa, guru, hingga staf yang berada di area sekolah wajib berdiri tegap dan ikut menyanyikan atau mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Kebijakan ini bukan sekadar rutinitas formalitas, tetapi menjadi salah satu cara sekolah menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air kepada seluruh warganya. Seperti yang diketahui, gerakan menyanyikan atau memutar Indonesia Raya setiap pukul 10 pagi juga sudah banyak diterapkan di instansi pemerintah, perusahaan BUMN, maupun lembaga-lembaga lainnya di Indonesia.
Di SMKs Putra Bangsa, aturan ini dijalankan dengan disiplin namun tetap penuh semangat. Menariknya, sebelum lagu dikumandangkan, guru mata pelajaran berikutnya sudah bersiap di depan kelas untuk mendampingi siswa. Jadi, ketika lagu mulai dimainkan, seluruh siswa berdiri dengan rapi, guru berada di samping mereka, dan semua menyanyikan dengan penuh khidmat.
“Bukan soal formalitas, tapi lebih ke bagaimana kita membiasakan sikap hormat dan bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Harapannya, semangat ini bisa terus tertanam di hati setiap siswa, bahkan ketika mereka sudah lulus nanti,” ujar salah satu guru.
Momen ini juga jadi pengingat di tengah kesibukan belajar, bahwa sekolah tidak hanya mencetak lulusan yang pintar secara akademik, tetapi juga membentuk karakter bangsa. Dengan berdiri tegap, menyanyikan Indonesia Raya, siswa diajak untuk menghargai jasa para pahlawan sekaligus menumbuhkan semangat persatuan.
Kini, setiap pukul 10 pagi, suasana hening penuh khidmat itu sudah menjadi pemandangan biasa di SMKs Putra Bangsa. Sebuah kebiasaan kecil, tapi punya makna besar: menanamkan jiwa nasionalis sejak dini kepada generasi muda.
