Bukan Cuma Film, Ini Perjalanan!

0



Sabtu, 7 September kemarin jadi tanggal yang cukup bersejarah buat kami di EMC. Soalnya, produksi Film Gengsi bareng Dispoparrekraf Bontang akhirnya kelar juga setelah melewati proses syuting yang, jujur aja, bikin hati campur aduk. Ada capeknya, ada paniknya, ada deg-degannya, tapi juga ada rasa haru dan bangga yang sampai sekarang masih kerasa banget.


Bayangin aja, baru mau mulai syuting, eh hujan deras langsung turun. Jadwal otomatis molor, scene yang udah disusun rapi harus diatur ulang, dan waktu syuting jadi jauh lebih sedikit. Tapi anehnya, bukannya bikin nyerah, situasi itu malah bikin kami makin semangat.

Crew dan talent sama-sama berjuang. Dari pagi buta sebelum matahari nongol, sampai matahari udah beneran “tidur”, kami masih on set. Malamnya pun belum berakhir. Lagi-lagi hujan turun deras, semua orang panik, buru-buru amankan alat, suasana jadi chaos. Tapi di tengah panik itu, justru keliatan banget kekompakan tim. Gak ada yang tinggal diam, semua turun tangan.

Capek? Banget. Tapi entah kenapa, energi itu tetep ada. Kayak ada dorongan yang bilang, “ayo, lanjut, jangan berhenti.”


Masuk ke hari kedua, cuaca juga masih belum bersahabat. Mendung terus, bahkan sempat gerimis. Dan yang bikin tambah menantang, crew yang hadir gak selengkap hari pertama. Beberapa ada yang sakit dan harus istirahat.


Artinya, tim yang ada harus kerja lebih keras. Scene yang gagal diambil di hari pertama karena hujan, mau gak mau harus ditake ulang di hari kedua. Dan kali ini, gak boleh gagal lagi.


Di situlah kami ngerasain bener-bener: kerja bareng tuh bukan soal jumlah orangnya, tapi soal semangat yang dibawa masing-masing. Meski tim lebih kecil, energi dan fokusnya justru makin padat. Malam itu, ketika semua adegan akhirnya selesai di-take, rasanya lega luar biasa. Ada pelukan, ada tawa, ada rasa “yes, kita berhasil!” yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.


Buat EMC, pengalaman ini gak cuma soal bikin film. Bukan sekadar merekam adegan lalu selesai. Tapi tentang belajar sabar, belajar menerima hal yang gak bisa kita kontrol, belajar tetap kompak di tengah chaos.


Kami pernah lelah, pernah ragu, bahkan hampir nyerah. Tapi pilihan kami adalah bertahan. Nyari solusi, bukan alasan. Melangkah terus, walau jalannya kadang licin, kadang berlubang, dan seringkali gak rata.


Di balik layar, kami sadar bahwa film ini bukan cuma karya. Tapi juga bukti bahwa mimpi bisa disusun dari potongan-potongan semangat yang gak pernah padam, walaupun diuji sama waktu dan keadaan.


Momen selesai syuting itu bikin lega banget. Tapi perjuangan EMC gak berhenti di situ. Besoknya, kami langsung masuk ke hari pertama syuting film lain yang disutradarai Kak Jay. Jujur aja, kekhawatiran sempat muncul. Takut anak-anak EMC kecapekan, takut semangatnya kendor.

Tapi kenyataannya, mereka semua tetep semangat, bahkan lebih antusias dari sebelumnya. Dan di situlah kami makin sadar, kalau passion memang gak bisa dibendung. Sekalipun badan capek, hati tetap mau berkarya.


Dari pengalaman ini, kami belajar satu hal penting: karya itu bukan tentang hasil yang mewah atau keren banget di layar. Tapi tentang proses. Tentang gimana kita saling menguatkan, saling dorong, saling percaya, dan gak berhenti walau ada halangan.


Untuk kamu yang lagi berproses, pesan kami sederhana: jangan berhenti. Karena hasil boleh sederhana, tapi perjuanganmu bakal selalu luar biasa.


Dan untuk kami semua di EMC, perjalanan ini belum selesai. Masih banyak karya yang harus dinyalakan, masih banyak cerita yang menunggu untuk direkam. Terima kasih buat semua yang udah berjuang bareng. Mari terus tumbuh, terus fokus, dan jangan pernah padamkan semangat.


Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default