Edu Media Creative (EMC) lagi-lagi membuktikan konsistensinya di dunia perfilman pelajar. Setelah sebelumnya sukses merampungkan film pendek perdana "Nawasena", kini EMC resmi menyelesaikan produksi film keduanya yang berjudul “Dipotong Pajak”. Film berdurasi sekitar 4 menit ini dipersembahkan untuk mengikuti lomba film pendek yang digelar oleh Bapenda Kota Bontang.
Tema yang diangkat tidak main-main: pentingnya membayar pajak. Lewat karya ini, EMC ingin mengedukasi masyarakat bahwa pajak bukan sekadar kewajiban, tapi juga salah satu pondasi utama dalam pembangunan dan kesejahteraan bersama. Menariknya, pesan serius ini dikemas dengan gaya komedi ringan yang mudah dicerna, sehingga penonton bisa tertawa sekaligus mendapatkan insight baru.
“Dipotong Pajak” dibintangi oleh Erik dan Yudit yang berperan sebagai pemeran utama. Keduanya berhasil menampilkan chemistry yang segar dan menghibur, dengan gaya komedi khas anak muda. Kehadiran Pak Gazali sebagai pemeran pendukung juga menambah warna tersendiri. Beliau sebelumnya sudah tampil di film pertama EMC, dan kali ini kembali hadir dengan akting yang tak kalah mencuri perhatian.
Meski hanya berdurasi 4 menit, film ini digarap dengan serius. Ceritanya dibuat sederhana, dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan dibumbui humor segar yang tetap nyambung dengan tema utama. Dengan begitu, penonton diharapkan bisa lebih “nge-relate” dan mudah menangkap pesan bahwa pajak itu punya manfaat nyata bagi masyarakat Kota Bontang.
Kalau film pertama EMC lebih condong ke film bisu tanpa dialog, kali ini tim sengaja menantang diri untuk naik ke level berikutnya: film dengan dialog. Tantangan ini cukup terasa bagi para talent.
“Talent sempat agak kesulitan, karena harus menyesuaikan ekspresi sekaligus melafalkan dialog dengan tepat. Beda banget rasanya dibanding film bisu sebelumnya,” ungkap salah satu kru.
Selain itu, film ini juga melibatkan banyak lokasi, sehingga proses syuting membutuhkan koordinasi ekstra. Dari pengaturan jadwal talent, teknis peralatan, hingga izin lokasi , semua itu jadi pengalaman berharga bagi EMC untuk belajar lebih profesional dalam produksi film.
Namun, di balik kesulitan itu ada kebersamaan yang bikin semuanya terasa ringan. Setiap tawa saat latihan dialog, momen ngulang adegan karena salah ekspresi, sampai kebingungan cari spot terbaik, semuanya jadi bagian dari perjalanan seru tim EMC dalam berkarya.
Film Masih “Privat” Sampai Hari Penilaian
Untuk sekarang, film “Dipotong Pajak” masih belum bisa dinikmati publik.
“Filmnya masih di-privat sampai hari penilaian, jadi belum bisa dipublish dulu,” jelas Kak Jay, selaku pembimbing EMC.
Hal ini dilakukan agar karya tetap eksklusif sampai saat lomba berlangsung.
Meski begitu, antusiasme tetap terasa. Bagi EMC, proses panjang dan penuh perjuangan ini sudah jadi pencapaian tersendiri. Apalagi, film ini bukan sekadar karya untuk lomba, tapi juga bentuk kontribusi nyata EMC dalam mendukung program pemerintah mengedukasi masyarakat tentang pajak.
Setelah semua kerja keras yang dicurahkan, tentu besar harapan agar film ini bisa membawa pulang kemenangan.
“Semoga EMC bisa menang di lomba kali ini. Biar kerja keras teman-teman EMC dan semua yang mendukung bisa merasakan euforianya,” tambah Kak Jay dengan optimis.
Namun, apapun hasilnya nanti, EMC percaya bahwa setiap proses adalah pelajaran. Dari film pertama hingga film kedua ini, EMC sudah menunjukkan perkembangan signifikan, baik dari sisi teknis, akting, maupun teamwork. Dan yang paling penting, mereka berhasil menjaga semangat kreatif untuk terus berkarya.
Bagi EMC, “Dipotong Pajak” bukan hanya film pendek untuk lomba. Ini adalah simbol perjalanan, kerja keras, dan kolaborasi anak-anak muda Bontang yang punya mimpi besar di dunia kreatif.
Lewat karya ini, EMC ingin menyampaikan pesan bahwa edukasi bisa dibungkus dengan cara yang asik. Bahwa komedi bisa jadi media yang ampuh untuk menyampaikan hal-hal serius, seperti pentingnya membayar pajak.
Dengan karya ini pula, EMC ingin membuktikan bahwa anak muda punya suara, punya kreativitas, dan bisa ikut berkontribusi untuk masyarakat. Karena pada akhirnya, setiap ide, setiap tawa, dan setiap adegan adalah bagian dari langkah kecil menuju perubahan besar.
Jadi, tunggu saja tanggal mainnya! Film “Dipotong Pajak” akan segera tayang setelah lomba selesai. Semoga EMC bisa membawa pulang prestasi, sekaligus menginspirasi lebih banyak orang lewat karya-karya berikutnya.