Jumat Lebih Sore di SMK Putra Bangsa: Dilema Antara Wajib Ekskul dan Keinginan Pulang Cepat

1



 SMK Putra Bangsa dikenal sebagai salah satu sekolah kejuruan yang memiliki disiplin dan aktivitas padat. Di tengah padatnya jadwal harian yang sebenarnya sudah lebih fleksibel dibandingkan sekolah lain, ada satu kebijakan yang kerap memicu pro dan kontra di kalangan siswa, yaitu jam pulang yang khusus di hari Jumat.

Setiap hari Senin hingga Kamis, siswa SMK Putra Bangsa dapat berbangga karena jam pulang mereka cenderung lebih awal, yakni sekitar pukul 15.00 sore. Hal ini berbeda dengan kebanyakan sekolah menengah di luar sana yang umumnya baru membubarkan siswa pada pukul 16.00 WITA atau lebih. Namun, kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat saat tiba hari Jumat.


Di hari Jumat, bel sekolah baru berdering panjang tanda berakhirnya seluruh kegiatan pada pukul 15.00 sore. Jam tambahan ini bukanlah tanpa alasan. Sekolah telah mengalokasikan jam terakhir tersebut secara khusus untuk kegiatan Ekstrakurikuler (Ekskul).

Tujuannya jelas, pihak sekolah ingin memastikan semua siswa memiliki waktu yang terstruktur untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di luar jam pelajaran inti. Kebijakan ini juga sejalan dengan upaya sekolah untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul di bidang akademis/kejuruan, tetapi juga memiliki soft skill dan keterampilan non-teknis melalui berbagai pilihan ekskul yang tersedia.


Meskipun niat sekolah sangat baik, rupanya kebijakan ini belum sepenuhnya disambut hangat oleh seluruh siswa. Banyak yang merasa keberatan dan menganggap pulang jam 3 sore, khususnya di hari Jumat yang identik dengan suasana akhir pekan, adalah terlalu lama.


Ironisnya, protes ini justru datang di tengah fakta bahwa kegiatan ekskul di SMK Putra Bangsa sudah berstatus wajib bagi setiap siswa. Keberatan ini memunculkan dugaan bahwa sebagian siswa (meski sudah diwajibkan) mungkin belum menemukan ekskul yang menarik minat mereka, atau bahkan memang enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tambahan tersebut.


Intinya, mereka merasa waktu satu jam tambahan untuk ekskul wajib adalah pengorbanan yang cukup besar, yang membuat mereka harus menunggu lebih lama untuk menikmati waktu libur atau beristirahat di rumah.

"Kami mengerti ekskul itu penting, tapi kalau hari lain sudah pulang jam 3, kenapa hari Jumat harus diperpanjang lagi sampai sore hanya untuk ekskul yang wajib, padahal kami sudah lelah," ujar salah satu siswa 


Situasi ini menghadirkan sebuah tantangan menarik bagi manajemen SMK Putra Bangsa. Di satu sisi, sekolah sudah memberikan 'hadiah' berupa jam pulang lebih cepat di hari-hari biasa. Di sisi lain, mereka juga berkomitmen untuk memastikan setiap siswa berpartisipasi aktif dalam pengembangan diri melalui ekskul wajib, yang ditempatkan di akhir pekan sekolah (Jumat sore).


Meskipun terlihat seperti masalah sepele, polemik ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kebijakan sekolah dengan penerimaan siswa. Sekolah mungkin perlu mengkaji ulang:

  1. Relevansi Ekskul: Apakah pilihan ekskul yang ditawarkan sudah cukup variatif dan menarik minat seluruh siswa?

  2. Efektivitas Waktu: Apakah satu jam di sore hari benar-benar efektif untuk kegiatan ekskul, terutama bagi siswa yang sudah kelelahan?

  3. Sosialisasi: Apakah pentingnya ekskul wajib dan penempatan jadwalnya sudah tersampaikan dengan baik dan persuasif kepada seluruh siswa?

Keputusan untuk pulang jam 3 sore di hari Jumat sejatinya merupakan langkah positif dari sekolah. Ini adalah upaya untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dan keterampilan di tengah padatnya kurikulum kejuruan. Namun, agar program ini berhasil, sekolah perlu mencari titik temu agar 'kewajiban' ini tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan berharga untuk mengembangkan diri sebelum menikmati liburan akhir pekan.

Posting Komentar

1 Komentar

Posting Komentar
3/related/default