Tepat ketika bel pulang berbunyi, suasana di SMK Putra Bangsa langsung berubah drastis. Dari yang tadinya tenang dengan suara guru menjelaskan di kelas, mendadak jadi lautan energi penuh semangat. Siswa-siswi berhamburan keluar kelas, koridor yang tadinya sepi jadi ramai dengan langkah kaki, tawa, dan obrolan yang saling bersahutan.
Ada yang jalan santai sambil ngobrol soal kejadian kocak di kelas, ada yang sibuk ngebahas tugas, ada juga yang sudah bikin rencana nongkrong sore bareng teman-teman. Semua suara bercampur, menciptakan “soundtrack” khas pulang sekolah yang nggak ada duanya.
Tapi ada satu hal yang bikin suasana hari ini berbeda: langit mendung pekat seolah nggak pernah benar-benar pulih sejak pagi. Hujan deras yang turun dari pagi membuat udara jadi sejuk, tapi sampai jam pulang pun langit tetap gelap. Bayangan hujan susulan bikin beberapa siswa buru-buru keluar gerbang, ada juga yang pasang jas hujan sambil cekikikan karena takut keburu basah di jalan.
Di area parkir, deru mesin motor terdengar bersahut-sahutan. Para siswa yang bawa kendaraan langsung cekatan: pasang helm, starter motor, lalu saling dadah ke teman sebelum gas pol menuju rumah. Beberapa lainnya masih sempet bercanda dulu, seolah nggak peduli meski langit sudah mengancam dengan awan hitamnya.
Gerbang utama sekolah jadi saksi bisu semua keriuhan itu. Setiap langkah yang keluar gerbang membawa cerita masing-masing — ada yang lelah tapi puas, ada yang senyum-senyum sendiri, ada juga yang udah mikirin PR besok. Yang jelas, momen pulang sekolah di bawah langit mendung ini terasa lebih syahdu, sekaligus jadi pengingat kalau setiap hari punya ceritanya sendiri di Putra Bangsa.