Bontang, 3 Oktober 2025 – Suasana Jumat sore yang biasanya santai diwarnai kesibukan berbeda di markas Edu Media Creative (EMC). Sebuah rapat dadakan digelar, membahas sesuatu yang tak kalah penting dari ide-ide konten baru: pembagian penanggung jawab tiap bidang kreatif di EMC.
Rapat kali ini memutuskan struktur baru untuk empat divisi utama EMC, yaitu Konten Kreator, Film, Jurnalistik, dan Mading. Yang menarik perhatian tentu saja lahirnya divisi baru: Tim Mading. Tim ini diproyeksikan menjadi etalase karya dan informasi yang segar, langsung dari dan untuk siswa SMK Putra Bangsa.
Semua anggota EMC terlibat dalam rapat, mulai dari siswa kreatif yang biasa mengulik kamera hingga mereka yang lihai bermain kata di jurnalistik. Pembina EMC juga hadir, memastikan bahwa setiap gagasan bisa dijalankan secara berkelanjutan.
Rapat ini berlangsung Jumat, 3 Oktober 2025, di ruang EMC. Meskipun terkesan mendadak, suasana rapat penuh semangat. Diskusi mengalir deras, seolah ide-ide tak mau berhenti menetas.
Cahya, Ketua EMC menyampaikan bahwa spot mading yang selama ini ada di sekolah sering kali sepi perhatian. Padahal, papan mading bisa jadi “panggung mini” yang menghadirkan karya seni, berita terkini, hingga informasi inspiratif dalam bentuk poster kreatif.
Dengan adanya tim khusus, diharapkan mading tidak lagi sekadar papan kosong, melainkan berubah menjadi “jendela literasi” yang mampu memancing rasa ingin tahu siswa. "Kalau biasanya orang asyik scroll layar, sekarang kita ingin bikin mereka berhenti sejenak, membaca, dan terinspirasi dari mading sekolah," begitu semangat yang tercermin dalam diskusi.
Pembentukan tim mading bukan hanya soal menghidupkan papan informasi. Lebih jauh dari itu, EMC ingin membangun budaya kreatif, mengasah pengembangan diri, sekaligus menguatkan literasi di kalangan siswa. Dari mading, siswa bisa belajar mengolah ide, mendesain tampilan, hingga merangkai pesan yang bisa menggerakkan orang lain.
Nantinya, tim mading akan rutin menampilkan konten baru, mulai dari karya tulis, desain poster, puisi, hingga berita seputar kegiatan sekolah. Konten akan disusun secara terjadwal, agar mading tidak pernah kehilangan nyawa. Siswa yang penasaran bisa langsung melihat update terbaru setiap minggu.
Langkah ini bisa dibilang bukan hanya sekadar inovasi, melainkan juga strategi jitu. Di era digital, literasi visual dan informasi tetap penting di dunia nyata. Mading bisa jadi “oase” di tengah padatnya aktivitas sekolah, sekaligus menjadi ruang ekspresi yang membanggakan.
Guru pun menyambut baik ide ini. Menurut mereka, EMC telah membuktikan bahwa kreativitas anak muda bisa diarahkan untuk hal-hal produktif. Sementara bagi siswa, mading bisa jadi “cermin” untuk melihat potensi mereka sendiri.
