Pagi yang Bikin Menghela Napas Panjang: Parade Terlambat Masal

0



 Biasanya Kamis tuh aura-auranya adem, ya kan?

Udara masih seger, suara burung, dan harapan bahwa hari ini mungkin akan berjalan normal.

Tapi eh


Tiba-tiba sekolah kedatangan tamu spesial:
Rombongan besar siswa yang datang setelah jam 07.15. Iya. Lebih dari 30 orang.
Bukan satu dua, tapi kayak rombongan study tour dadakan.

Gerbang udah jelas-jelas ditutup jam 7.15. Bukan sekadar diimbau, bukan “sekitar jam segitu”, tapi TUTUP. Lampunya udah merah, tapi masih banyak yang ngegas. Terus yang terlambat ngumpul deh di depan gerbang.


Mukanya sama semua, Kombinasi antara pasrah, bingung pura-pura kalem, dan nyari alasan tercepat yang bisa kedengaran logis.

Masalahnya, Bu Vivi (Kesiswaan) sama Bu Ica (BK) udah standby. Jadi bukan cuma ketahuan, tapi diurus tuntas. Langsung dihisab pagi-pagi.



Pelanggaran Bonus:

Karena hidup tanpa variasi memang membosankan, jadi selain terlambat, muncul juga:

  • Kaos kaki nge-jreng padahal Kamis wajib hitam

  • Sepatu ala-ala fashion week

  • Tas mejeng yang sebenernya lebih cocok buat nongkrong, bukan buat bawa buku mapel berat

Jadi bukan sekadar telat… ini paket kombo spesial.


Punishment? Ya jelas ada.

Yang masih mikir sekolah itu taman hiburan, mari kita kembalikan ke realita ya.

Membersihkan area sekolah.
Lumayan. Minimal ada kontribusi nyata ke lingkungan sekitar.

Dan kalau itu belum cukup:

  • Setiap movement wajib jalan jongkok

  • Masuk parkiran motor harus didorong (mesin mati, biar auto refleksi kehidupan)

Kalau kamu pernah merasa hidupmu berat, coba dorong motor pagi-pagi.
Dijamin langsung mikir, “Oh iya, mungkin aku bisa bangun 7 menit lebih cepat besok.”



Tapi gini loh…

Bukan soal hukumannya.

Yang bikin kita semua tepok jidat adalah kenapa ini kejadian berulang terus?
Padahal udah tau kalau:
Terlambat → dihukum
Terlambat lagi → dihukum lagi
Terlambat berkali-kali → bukan takdir, itu pilihan hidup

Sampai hari ini Ketua Yayasan pun turun tangan.
Kalau udah level atasan dateng, itu bukan insiden kecil.
Itu berarti udah serius banget.


Kuncinya cuma satu sebenernya:

Persiapan.

Kalau kamu bisa bangun cepat pas mau pergi nongkrong,
masa sekolah kalah? Kalau kamu bisa ngatur waktu buat scrolling TikTok sampai tengah malam, masa atur waktu buat bangun paginya nggak bisa?

Kalau kamu nggak siap untuk berangkat tepat waktu,
itu artinya kamu nggak siap buat sekolah hari itu.
Simple, jelas, nggak butuh teori.


Kesimpulan yang manis tapi nyelekit:

Bukan dunia yang kejam.
Bukan sekolah yang ketat.
Bukan guru yang kayak negara api.

Kadang…
Kita aja yang kurang niat.

Besok mau jadi:

  • Siswa yang nyampe tepat waktu
    atau

  • Atlet nasional cabang jalan jongkok jarak pendek?

Pilihan ada di kamu.
Kita sih cuma siap nonton kelanjutannya 😌

Posting Komentar

0 Komentar

Posting Komentar (0)
3/related/default