Punya teman yang lagi patah hati itu rasanya kayak nonton film sedih tanpa jeda iklan. Ada tangisnya, diamnya, bahkan kadang ketawanya juga bikin bingung—antara udah move on atau justru makin nyesek. Tapi tenang, kamu gak harus jadi motivator cinta buat bantu dia. Cukup jadi teman yang tahu kapan bicara, kapan mendengarkan, dan kapan pesenin es krim.
Pertama, tolong jangan langsung bilang “udah, lupain aja.”
Kedengarannya simpel, tapi buat orang yang lagi patah hati, itu sama aja kayak disuruh lari maraton padahal baru jatuh dari sepeda. Lebih baik bilang, “ya wajar kok kamu sedih, itu manusiawi,” sambil kasih tisu… atau gorengan, biar lebih realistis.
Kedua, hadir bukan sekadar ada.
Kadang teman yang patah hati gak butuh solusi, mereka cuma butuh ditemani. Dengerin aja dulu ceritanya, biarin dia ngomong hal yang sama berulang kali. Kamu cukup jadi tempat aman buat curhat, bukan hakim yang sibuk menilai.
Ketiga, ajak dia healing, tapi versi sederhana.
Gak harus jalan-jalan jauh, cukup nongkrong di taman, nonton film lawas, atau jalan ke minimarket tengah malam sambil beli camilan. Kadang yang penting bukan tempatnya, tapi rasa tenangnya.
Dan satu hal lagi, jangan jelek-jelekin mantannya kebangetan.
Hari ini mereka bisa saling blokir, besok bisa aja saling chat lagi. Jadi aman aja, cukup bilang, “semoga dia sadar kehilangan orang baik.” Udah, selesai.
Karena sebenarnya, orang patah hati gak butuh disuruh kuat. Mereka cuma butuh ditemani sampai kuatnya datang sendiri.
Jadi, kalau temanmu lagi patah hati, kamu mau jadi teman yang bikin tambah sesak… atau teman yang bikin dia sadar, bahwa gak semua kehilangan harus ditangisi terlalu lama?
